GIMANA YA RASANYA kemarin pas live in HIMAFI

                  TAK KUNJUNG PENUH

Hay…!! Kenalin nama saya AMZA singkatan dari Ahmad Zaroni dipanggil Stiven, hehe ..’ engga bercanda saya biasa dipanggil Roni. Saya adalah mahasiswa Pendidikan fisika Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) semester 2. Nah …!Sekarang saya mau cerita sedikit soal pengalaman saya ikut kegiatan  live in & teaching yang di adain di Dsn. Seklotok Ds. Getas Kec. Boja Kab. Kendal. Kegiatan ini diadain oleh bidang Pengabdian Masyarakat dari HIMAFI (Himpunan Mahasiswa Fisika) UPGRIS.  Buat kalian yang nggak tau apa itu live in & teaching..? nih  saya jelasin sedikit  tentang kegiatan live in & teaching. Jadi live in & teaching adalah kegiatan hidup bersama dengan masyarakat desa, disana kita belajar tentang cara bersosialisasi dengan masyarakat, belajar kebudayaan mereka, dan turut membangun desa yang kita tinggali. Mungkin itu saja, sedikit penjelasan tentang live in & teaching versi gua, hehe..!sebenarnya penjelasannya itu masih panjang tapi gua tidak bisa menuliskan semua disini soalnya capek ngetiknya, hehe..!! piss…!!.
Oke lanjut, saya, teman-teman peserta dan panitia berangkat dari kampus 1 UPGRIS pukul 11.00 WIB menggunakan bus kampus. Sebelumnya pada pukul 09.00 WIB kami telah melakukan upacra pembukaan dan pelepasan di kampus 1 UPGRIS.  Upacara itu dihadiri oleh dosen fisika, perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pendidikan Matematika Ipa dan Teknologi Informasi (BEMFPMIPATI), dan dari HIMA dilingkup fakultas. Pelepasan kami dilakukan secara simbolis oleh Bapak Joko Saefan S.Si. M.Sc selaku ketua program studi Pendididkan Fisika.
Singkat cerita kami sampai di dusun seklotok sekitar pukul 14.00 WIB tepatnya di rumah Bpk. Darman. Yang disitu juga akan menjadi tempat tinggal  para peserta dan panitia laki-laki, tempat memasak, dan tempat melakukan kegiatan-kegiatan yang lain selama kurang lebih 5 hari 4 malam. Kami segera menurunkan barang-barang dari mobil pick up, lhah mobilnya kok jadi pick up padahal kita kan tadi berangkat pakai bus kampus.??. Jadi gini kami menggunakan bus kampus hanya sampai di jalan raya pintu masuk Dsn. Seklotok nah untuk masuk kedesanaya kami di jemput oleh mobil pickn up. Alasannya karena medan masuk Dsn. Seklotok yamg tidak memungkinkan untuk dilalui oleh bus kampus
Setelah menurunkan alat-alat dan barang-barang, kami ISOMA (Istirahat Sholat dan Makan) dahulu. Kami sholat di mushola terdekat dan untuk makan, khusus siang hari itu kami sudah membawanya, dan untuk makan selanjutnya kami akan memasak sendiri di base camp. Selesai ISOMA kami segera mempersiapkan diri dan tempat  untuk upacara acara penerimaan kami di Dsn. Seklotok. Upacara itu berlangsung hikmat, dihadiri oleh kepala Dsn. Sklotok yaitu Bpk. Muhsin, juga Pak Paidi, Pak Darman, dan Pak Lastari. Bapak-bapak tersebut yang akan menjadi orang tua angkat kami sementara, dan di rumah-rumah beliaulah pesrta maupun panitia nanti akan disebar dan tinggal yang biasa kami sebuk dengan “induk semang”.
Acara penerimaan kami telah usai, peserta maupun panitia dibagi dan disebar ke rumah Bapak-Bapak yang telah di tentukan. Kegiatan selanjutnya adalah istirahat sebelum nanti pukul 19.30 WIB daiadakan bimbel untuk anak-anak SD. Karena kelelahan di perjalanan, istirahat itu tak terasa, waktu seperti bergerak cepat. Mataharipun sudah meredupkan sinarnya bertanda senja telah datang dan hari akan berganti malam. Sebagian peserta dan panitia yang perempuan sibuk memasak untuk makan malam kita nanti, tak lupa kita juga melaksanakan sholat. Usai Sholat isya’ anak-anak sudah banyak yang datang di base camp, “wah ini mereka semangat sekali ya” ucap saya di dalam hati. Tak lama kemudian acara bimbel dimulai, karena ini acara pertama, jadi kami berkenalan dulu dengan anak-anak Dsn. Seklotok. Di luar dugaan acara perkenalan saja berlangsung lama, karena sambil berkenalan kami juga mengadakan bernyanyi dan menari bersama. Karena waktu yang sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB kami menyudahi acara bimbel malam hari itu. Walaupun tanpa ada sedikitpun kegiatan belajar mengjar pelajaran, hehe..! iya soalnya di malam itu waktunya sudah habis untuk berkenalan dan bermain bersama anak-anak desa. Sekitar pukul 21.30 WIB kami makan malam dan selanjutnya kami melakukan diskusi evaluasi kegiatan hari ini, dan mematanhgkan kegiatan untuk hari esok. Karena hari sudah semakin malam dan mata tak kuat menahan kantuk, diskusi pukul 22.30 WIB kami memutuskan untuk kembali ke rumah induk semang dan istirahat. 
Rabu 25 juli 2019, adalah pagi pertama kami di Dsn. Seklotok setelah melewati malam yang dingin seperti bermalam di tumpukkan es. hehe..! lebay ya.? tapi beneran malam hari di sana dingin banget. Pagi itupun masih terasa dingin padahal sudah pukul 06.00 WIB dan matahari telah bersinar dengan terik. Mungkin ini juga pengaruh dari musim dingin di Australia yang terbawa angin hingga sampai ke Indoinesia. Sambil melawan hawa dingin kami segera bergegas untuk mempersiapkan kegiatan selanjutnya. Untuk kegiatan pagi sudah di bagi ada yang memasak, mengajar di SD, membersihkan induk semang & base camp, dan ikut berkebun bersama induk semang.
Saya kebagian ikut indik semang ke kebun, tepatnya ikut Pak Paidi dan istrinya ke kebun kopi. Saya juga tidak sendiri, teman satu angkatan saya yang ikut ada Rizky, Silvi, Arifah, dan kakak tingkat saya Adi, Luluk, Evita, Esti, Dhiya, Ida, Ratna dan Faiq. Ya kurang lebih itu soalnya saya juga sudah rada lupa, hehe…!!. Kami berangkat ke kebun bersama dengan Pak Paidi dan istrinya kurang lebih pukul 08.00 WIB. Perjalanan luamayan panjang, lama dan lumayan melelahkan karena jalanya yang menanjak. Tapi semua itu sepadan dengan pemandangan sawah yang hijau dan aliran air sungai yang masih jernih. Tak terasa, kamipun sampai di kebun kopi milik Pak Paidi tempatnya di lereng gunung. Sesampainya disana kami langsung diberi ember cat 5 kg bekas oleh pak paidi yang berfungsi untuk mengumpulkan biji kopi.
         Pak Paidi tidak memberikan semua ember cat bekask epada kami satu persatu, melainkan kami diberi 1 ember untuk beberapa orang. Saat itu saya kebagian dengan Rizky ang merupakan teman satu angkatan dan satu kelas saya. Tidak ada cara khusus yang diajarkan Pak Paidi kepada kami untuk memtik buah kopi. Kami hanya diberi izin untuk memetik semua biji kopi baik yang sudah mauoun yang belum matang. Kata beliau buah kopi di kebun ini sudah pernah di petik beberapa kali, jadi sepertinya beliau tidak ingin kami kembali dengan tangan kosong. Kamipun mulai memetik buah kopi yang saya lihat dipohonnya memang sudah tidak banyak lagi yang tersisa dan ada sebagian pohon kopi yang buahnya memang habis.
         Tak terasa sudah hampir 1 jam saya dan Rizky memetik buah kopi, tapi ember cat yang kami bawa tak kunjung penuh juga. Sayapun melihat ember teman-teman yang lain dan hasilnya sama saja punya mereka juga belum penuh.  Tapi keadaan sebaliknya ketika saya melihat ember Pak Paidi dan istrinya punya beliau sudah penuh dengan buah kopi. Mungkin selama memetik kopi kami juga banyak yang bercanda, foto-foto, yang live di IG, ada juga yang ngecek sinyal dan bales chat. Soalnya memang di Dsn. Seklotok sinyalnya lumayan sulit, hanya beberapa perdana saja yang bisa digunakan disana. Walaupun begitu kami tetap berusaha untuk memetik biji kopi lagi agar ember  cat yang kami bawa penuh. Karena matahari semakin terik dan hari semakin siang kami memutuskan untuk kembali ke base camp dan bersiap-siap untuk kegiatan berikutnya. Kami meminta izin dulu kepada Pak Paidi dan istrinya untuk kembali lebih cepat, sambil menuangkan hasil petikan biji kopi kami ke sebuah karung yang sudah disiapkan oleh beliau. Walaupun biji kopi yang kami kumpulkan di ember cat tadi tidak penuh semua, tapi hasilnya pas dijadikan 1 dikarung menjadi lumayan. Ya sebenernya ada beberapa dari kami yang menuangkan biji kopi dari ember cat ke karung lebih dari 1 kali meskipun tidak penuh.
       Kami juga sempat beristirahat sebentar sambil meminum teh yang dibawa oleh Pak Paidi dan istrinya sebelum kembali ke base camp. Setelah itu kami kembali ke base camp, untungnya jalan saat berangkat dan jalan saat pulang itu sama jadi kami mudah untuk mengingatnya. Pak Paidi dan istrinya tidak ikut pulang bersama kami beliau melanjutkan memetik biji kopi. Perjalanan kembali ke base camp terasa seperti sangat cepat, mungkin karena medannya yang menurun, kebalikan saat kami berangkat ke kebun tadi. Sesampainya di base camp, kamipun istirahat dan setelah itu membersihkan diri dan bersiap untuk kegiatan selanjtnya.
         Mungkin untuk saat ini, cukup ini dulu yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman saya di acara live in & teaching. Sebenarnya masih banyak sekali kegiatan-kegiatan yang luar biasa dan seru, yang akan saya tulis di lain kesempatan. Ini pertama kali bagi saya membut cerrita, jadi jika terdapat kesalahan atau kekurangan mohon di maklumi dan saya minta maaf. 

HIMAFI….!  JAYA
HIMAFI….!  JAYA
HIMAFI….!  DEDIKASI UNTUK PRESTASI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAPA MABA